Badan Standar Makanan (FSA) tetap teguh di tengah kritik atas konsultasi daging yang dipisahkan secara mekanis (MSM).

FSA meminta pandangan terhadap usulan dokumen panduan mengenai daging yang dipisahkan secara mekanis.

Panduan baru dikembangkan untuk dunia usaha setelah serangkaian keputusan pengadilan mengenai definisi LSL. Keputusan pengadilan mencakup apa itu MSM, bagaimana perusahaan makanan harus menafsirkan definisi tersebut, dan bagaimana mereka harus menerapkannya pada produk mereka.

Enam puluh tanggapan diterima dari dunia usaha, konsumen individu, asosiasi perdagangan, dan otoritas lokal. Respondennya mencakup perusahaan seperti Zwanenberg Food Group dan 2 Sisters Food Group serta organisasi perdagangan seperti British Poultry Council dan British Meat Processors Association.

Umpan balik industri
Sejumlah pihak menyoroti ketidaksepakatan terhadap peraturan perundang-undangan atau pandangan OJK terhadap Putusan MA. FSA menyatakan pihaknya tetap berpegang pada pemahamannya mengenai keputusan tersebut.

Beberapa responden industri mengatakan bahwa pedoman ini “cacat secara mendasar” karena FSA salah menafsirkan bahwa Putusan Mahkamah Agung berlaku untuk daging unggas. Mereka menambahkan bahwa panduan ini akan membuat daging dari tulang ayam menjadi diklasifikasikan sebagai MSM, bukan klasifikasi yang ada saat ini sebagai olahan daging. Daging wishbone diperhitungkan dalam kandungan daging pada produk makanan, sedangkan MSM tidak. Daging tersebut digunakan dalam pembuatan produk ayam yang dilapisi tepung roti.

FSA menyatakan tidak setuju keputusan itu hanya terbatas pada jenis daging tertentu.

MSM diproduksi jika tiga kriteria dipenuhi, termasuk proses yang dipilih untuk memisahkan daging dari tulang. Penggunaan tulang sapi, domba, dan kambing, atau potongan tulang, sebagai bahan baku LSL dilarang dan telah dilakukan sejak tahun 2001 karena alasan kesehatan masyarakat.

Dalam komentarnya yang menolak pedoman tersebut, 2 Sisters mengatakan hal itu akan meningkatkan biaya bagi konsumen, menyebabkan peningkatan impor, dan meningkatkan biaya produksi. Dewan Unggas Inggris mengatakan tindakan tersebut akan menambah limbah makanan dengan pembuangan daging hingga 10.000 ton.

Kekhawatiran konsumen
Ada tiga permasalahan utama yang diangkat konsumen. Salah satunya terkait dengan pelabelan, dimana responden menyoroti perlunya informasi yang transparan dan jelas agar masyarakat tidak disesatkan. Kedua, perlunya informasi yang lebih lugas mengenai MSM kepada masyarakat dan yang ketiga adalah penolakan terhadap penggunaan MSM sebagai bahan makanan.

LSL harus diberi label pada produk agar konsumen dapat membuat pilihan yang tepat. Putusan pengadilan memperjelas definisi LSL dan persyaratan pelabelan diatur dalam undang-undang.

FSA mengatakan MSM yang diproduksi sesuai dengan peraturan kebersihan merupakan produk aman yang dapat digunakan sebagai bahan berbagai makanan.

Kekhawatiran muncul sehubungan dengan implikasi biaya bagi perusahaan karena hilangnya nilai terkait dengan produk yang direklasifikasi ke MSM; peningkatan biaya bahan baku misalnya, bagi perusahaan yang harus mengganti apa pun yang direklasifikasi sebagai MSM dengan olahan daging alternatif; dan biaya perubahan proses produksi.

Penilaian mengenai dampak proses adaptasi dunia usaha akan dilakukan dan dipublikasikan kemudian dalam proses tersebut.

(Untuk mendaftar berlangganan gratis Berita Keamanan Pangan, klik di sini.)



Source link