Kellanova bersandar pada teknologi karena bertujuan untuk mengoptimalkan rantai pasokannya berdasarkan strategi bisnis baru. Kepala informasi pembuat Cheez-It, Leslie Salmon, mengatakan dalam siaran pers bahwa perusahaannya fokus pada peningkatan operasi internal perusahaan dan peningkatan pengalaman konsumen melalui penggunaan lima strategi teknologi.

Perusahaan berencana menggunakan kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin untuk memperkirakan permintaan dan mengendalikan inventarisnya. Mereka juga akan menggunakan AI generatif untuk membuat rekomendasi bagi konsumennya. Seiring pertumbuhan e-commerce di kalangan konsumen, Kellanova berencana untuk meningkatkan platform online untuk penjualan langsung ke konsumen berdasarkan pemasaran yang dipersonalisasi dan produk yang direkomendasikan berdasarkan data konsumen. Perusahaan ini meningkatkan “rantai pasokan digital” dengan membuat replika proses dalam operasi manufakturnya, menggunakan perangkat seperti sensor Smart untuk memastikan kontrol kualitas, menurut siaran pers. Di sisi korporasi, perusahaan akan menggunakan alat digital seperti Microsoft Copilot untuk kolaborasi yang lebih baik antara tenaga kerja globalnya. Terakhir, Kellanova bermaksud untuk meningkatkan analisis datanya agar dapat menjangkau konsumen dengan lebih baik seiring dengan perluasan portofolionya. Salmon menunjuk pada kreasi Pringles Harvest Blends – jenis chip yang lebih cocok untuk Anda yang mengandung multigrain dan ubi jalar yang diluncurkan musim panas lalu – sebagai contoh bagaimana perusahaan dapat mengumpulkan keinginan konsumennya untuk mendorong penciptaan produk baru.

Strategi baru ini muncul empat bulan setelah perusahaan memisahkan bisnis serealnya menjadi WK Kellogg Co, yang kini menjadi perusahaan terpisah. Kellanova, yang memproyeksikan penjualan antara $13,4 dan $13,6 miliar pada tahun 2024, menaruh potensi pertumbuhannya pada merek makanan ringan terbesarnya, khususnya Pringles dan Cheez-It. Perusahaan bermaksud menjadikan merek sebelumnya bernilai $4 miliar, kata CEO Steve Cahillane kepada Wall Street Investors musim gugur lalu.

Penerapan AI semakin meluas di perusahaan makanan dan minuman karena mereka berupaya memangkas biaya di tengah kondisi ekonomi yang tidak menentu, mulai dari mengembangkan formulasi produk baru hingga meningkatkan pemasaran mereka.



Source link