Para peneliti dari Ohio State University telah melakukan penelitian mengenai atribusi, beban dan biaya ekonomi penyakit bawaan makanan yang berhubungan dengan sayuran hijau di Amerika Serikat. Penelitian yang dipimpin oleh Xuerui Yang dan Robert Scharff ini menyoroti dampak sayuran hijau terhadap kesehatan masyarakat dan perekonomian.

Sayuran berdaun hijau, termasuk selada, bayam, dan kangkung, banyak dikonsumsi dan dikenal sebagai sumber utama penyakit bawaan makanan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan perkiraan komprehensif yang secara khusus berfokus pada atribusi dan beban penyakit yang berhubungan dengan sayuran berdaun hijau.

Studi ini menggabungkan data dari tiga model atribusi berbasis wabah dengan kejadian penyakit dan model biaya ekonomi untuk mengembangkan perkiraan rinci untuk sayuran berdaun hijau dan subkategorinya. Temuan ini mengungkapkan bahwa sayuran hijau menyebabkan 9,18 persen penyakit bawaan makanan yang disebabkan oleh patogen yang teridentifikasi, dengan perkiraan kejadian tahunan hingga 2,3 juta penyakit di Amerika Serikat.

Selain itu, kerugian ekonomi akibat penyakit ini sangat besar, mencapai $5,278 miliar per tahun. Patogen paling umum yang terkait dengan sayuran hijau termasuk Norovirus, Escherichia coli (STEC) penghasil toksin Shiga, Campylobacter, dan Salmonella nontyphoidal. Di antara sayuran berdaun hijau, selada menyumbang persentase wabah, penyakit, dan biaya tertinggi.

Khususnya, selada romaine sangat penting, dengan hampir 20 persen penyakit Escherichia coli O157:H7 penghasil racun Shiga di Amerika Serikat terkait dengan konsumsi romaine. Hal ini berarti sekitar 12.496 penyakit dan biaya sebesar $324,64 juta setiap tahunnya.

Meskipun penelitian ini memberikan wawasan berharga mengenai atribusi dan beban penyakit yang terkait dengan sayuran hijau, penelitian ini juga mengakui beberapa keterbatasan. Hal ini mencakup ketergantungan pada data wabah, potensi perkiraan penyakit yang terlalu rendah, dan tantangan dalam mengidentifikasi bahan makanan tertentu dalam makanan kompleks.

Kajian selengkapnya dapat ditemukan di sini.

(Untuk mendaftar berlangganan gratis Berita Keamanan Pangan, klik di sini.)