Tiga perusahaan baru-baru ini didenda di Singapura karena melanggar peraturan keamanan pangan.
Lee Peng Hwa, pemilik LPH Catering, diperintahkan untuk membayar SG $12.000 (US $8.900) untuk berbagai pelanggaran yang dilakukan berdasarkan Peraturan Penjualan Makanan (Bisnis Makanan Non-Ritel).
Alternative Selection Pte, sebuah perusahaan pengolah makanan dan pengecer, didenda sebesar SG $6.400 ($4.700) karena merusak tanggal kadaluwarsa produk makanan kemasan.
Go Go Foods Singapore Pte, importir makanan berlisensi, didenda SG $3.500 ($2.600) karena mengoperasikan toko pendingin tanpa izin. Sutradara Yatagawa Koichi juga didakwa dengan jumlah yang sama karena gagal mencegah pelanggaran.
Pada Mei 2023, Kementerian Kesehatan (MOH) dan Singapore Food Agency (SFA) menerima laporan penyakit yang melibatkan 57 orang yang mengonsumsi makanan yang disiapkan oleh LPH Catering. Investigasi di pabrik perusahaan menemukan berbagai masalah, seperti pencairan daging yang tidak tepat, talenan yang tidak dapat dipisahkan untuk makanan mentah dan makanan matang, serta mesin es yang kotor.
Pada bulan April 2022, petugas SFA memeriksa lokasi Alternative Selection Pte. Mereka menemukan berbagai produk dalam kemasan dengan tanda tanggal rusak dan diperpanjang, termasuk produk yang sudah kadaluarsa. Semua produk makanan yang terlibat disita dan dimusnahkan. Berdasarkan peraturan pangan, tidak seorang pun boleh menghilangkan, menghapus, mengubah, mengaburkan, menambahkan, atau merusak tanda tanggal apa pun pada makanan kemasan.
Pada bulan Juni 2023, petugas SFA memeriksa pabrik Go Go Foods Singapore Pte dan menemukan produk daging dan makanan laut, seperti daging sapi dan daging kepiting, disimpan dalam freezer dan pendingin dada. Tempat tersebut tidak memiliki izin sebagai gudang pendingin, sehingga 1.580 kilogram produk makanan disita.
Semua fasilitas penyimpanan produk daging dan makanan laut harus memiliki izin dan harus memenuhi persyaratan SFA dan standar keamanan pangan. SFA memeriksa tempat-tempat ini untuk memastikan kepatuhan.
Kasus impor pangan ilegal lainnya
Dalam kasus lain, pengadilan mendenda Tung Lok Millennium Pte SG sebesar $3.000 ($2.200) karena melanggar undang-undang.
Pada Juni 2022, Kementerian Kesehatan dan Badan Pangan Singapura menerima laporan gastroenteritis yang melibatkan 27 orang yang jatuh sakit setelah dilaporkan mengonsumsi makanan yang disediakan oleh perusahaan tersebut.
Investigasi menemukan bahwa sampel salad siap saji yang dicuci dan disiapkan oleh staf dapur tidak memenuhi batas mikrobiologis yang ditetapkan dalam peraturan makanan. Unit AC di atas kepala di dapur dingin juga tidak dirawat dengan baik.
Terakhir, hampir 3 ton produk makanan disita dalam dua operasi yang dilakukan oleh SFA dan Otoritas Imigrasi dan Pos Pemeriksaan (ICA).
Dalam kasus pertama, SFA menyita sekitar 1,5 ton produk segar dan makanan olahan yang diimpor secara ilegal dari Malaysia. Temuan tersebut mencakup produk-produk yang tidak diumumkan dan tidak diumumkan seperti bayam, cabai rawit, daun bawang, terung, bawang putih kupas, dan kubis potong oleh tiga importir dalam dua truk.
Pada bulan Maret 2024, SFA dan ICA menargetkan truk pengantar sayuran yang memasuki Singapura melalui Woodlands Checkpoint. Truk-truk ini biasanya mengangkut produk untuk didistribusikan langsung ke pengecer dan pelanggan.
SFA mengatakan bahwa hanya perusahaan berlisensi yang dapat mengimpor buah-buahan dan sayuran, dan setiap pengiriman harus diumumkan dan disertai dengan izin impor yang sah. Sayuran yang diimpor secara ilegal tidak diketahui sumbernya dan dapat menimbulkan risiko keamanan.
Operasi sebelumnya menyita sekitar 1,4 ton produk makanan impor ilegal dari Thailand.
Pada bulan Februari 2024, petugas ICA di Pos Pemeriksaan Tuas rutin memeriksa truk berisi produk pangan. Selama pemeriksaan ini, petugas melihat adanya ketidaksesuaian dalam kiriman yang diangkut dengan truk yang terdaftar di Malaysia dan merujuknya ke SFA untuk pemeriksaan lebih lanjut.
SFA menemukan 1,4 ton produk yang tidak diumumkan, termasuk daging dan produk daging, buah-buahan dan sayuran, makanan laut, dan makanan olahan. Investigasi lebih lanjut sedang berlangsung.
(Untuk mendaftar berlangganan gratis Berita Keamanan Pangan, klik di sini.)