—ADVERTORIAL—

Bakteri menimbulkan tantangan besar bagi industri makanan, mulai dari mencemari tanaman dan ternak hingga membahayakan makanan siap saji. Untuk mengatasi permasalahan ini, perusahaan rintisan asal Swiss, NEMIS Technologies AG, memelopori pendekatan baru dalam deteksi bakteri: bakteriofag, atau fag – virus yang menginfeksi dan membunuh bakteri tertentu. Sejumlah penelitian telah menunjukkan potensi fag untuk mengendalikan dan membasmi bakteri patogen di seluruh rantai produksi makanan.

Dalam wawancara baru-baru ini dengan Food Safety News, Łukasz Richter, manajer produk di NEMIS Technologies AG, menyoroti teknologi bakteriofag yang dikembangkan oleh NEMIS.

“Fag – mereka adalah virus – virus khusus yang menginfeksi dan membunuh hanya bakteri dan bakteri saja,” jelas Richter.

Ditemukan pada tahun 1917 oleh Félix d’Hérelle, fag awalnya menjanjikan sebagai solusi terhadap infeksi bakteri sebelum munculnya antibiotik. Namun, seiring dengan meningkatnya penggunaan antibiotik, bakteriofag tidak lagi mendapat tempat penting, terutama di negara-negara bekas Uni Soviet pada era Perang Dingin.

Aplikasi dalam Keamanan Pangan dan Pertanian
Dengan meningkatnya ancaman bakteri yang kebal antibiotik, muncul minat baru terhadap bakteriofag. Kebangkitan bakteriofag ini – yang disebut dengan Renaissance of Bacteriophages (Renaisans Bakteriofag) – juga mencakup keamanan pangan. Richter menekankan keunggulan bakteriofag, dengan alasan keamanannya untuk dikonsumsi manusia, manfaat ekologis, dan rentang target bakteri yang ditentukan.

Selain itu, fag menawarkan solusi potensial untuk mengurangi kerugian yang disebabkan oleh penyakit bakteri pada ternak dan tanaman. Antibiotik, yang secara tradisional digunakan untuk mengendalikan infeksi, telah menyebabkan penyebaran resistensi antimikroba. Namun, penelitian menunjukkan bahwa fag dapat secara efektif memerangi infeksi bakteri pada hewan. Misalnya, fag yang diisolasi dari limbah peternakan sapi perah menunjukkan kemanjuran yang sebanding dengan antibiotik dalam mengobati mastitis pada sapi yang disebabkan oleh E. coli. O157:H7. Demikian pula, fag juga menjanjikan dalam mengendalikan patogen seperti Salmonella dan E. coli O157:H7 pada hewan lain.

Selain mencegah dan mengobati penyakit hewan dan tumbuhan, fag memainkan peran penting dalam mendeteksi dan menghambat pertumbuhan patogen bawaan makanan selama pengolahan makanan. Para peneliti telah merekayasa fag reporter untuk mendeteksi patogen seperti Listeria monocytogenes dalam makanan yang terkontaminasi seperti susu, potongan daging dingin, dan selada. Larutan fag juga dapat diaplikasikan pada permukaan makanan untuk menghilangkan patogen seperti Salmonella, E. coli dan Listeria monocytogenes, dengan berbagai produk komersial sudah tersedia.

Manfaat biokontrol fag mencakup kisaran inangnya yang ditentukan, memastikan tindakan yang ditargetkan terhadap patogen sekaligus menghemat bakteri menguntungkan. Selain itu, fag dapat bereplikasi, sehingga meningkatkan kemanjurannya di lingkungan yang sulit dijangkau oleh disinfektan konvensional. Fag juga menawarkan alternatif yang aman terhadap bahan kimia berbahaya, menjaga sifat dan rasa makanan.

Kolaborasi dengan institusi akademik, termasuk Zurich University of Applied Sciences dan ETH Zurich, sebuah lembaga penelitian publik, telah berperan penting dalam mengembangkan dan menyempurnakan teknologi bakteriofag NEMIS. Profesor Martin Loessner dan Lars Fieseler, pakar bakteriofag dan keamanan pangan, telah menyumbangkan keahlian mereka untuk lebih memajukan inisiatif NEMIS.

NEMIS Technologies telah memanfaatkan bakteriofag untuk mengatasi tantangan keamanan pangan, khususnya dalam deteksi patogen. Richter menjelaskan penggunaan bakteriofag yang inovatif dalam kaldu pengayaan untuk meningkatkan selektivitas. Dengan menargetkan bakteri bermasalah secara tepat, NEMIS memastikan deteksi akurat tanpa gangguan mikroflora lain.

Pendekatan inovatif NEMIS Technologies AG mengintegrasikan teknologi bakteriofag untuk meningkatkan deteksi patogen seperti Listeria monocytogenes. Teknologi ini juga menjamin akurasi yang lebih baik, menjaga kesehatan masyarakat dan mencegah wabah penyakit bawaan makanan.

Prospek dan tantangan masa depan
Meskipun mempunyai potensi, fag mempunyai keterbatasan. Kisaran inang yang ditentukan mungkin tidak mencakup semua strain bakteri, dan resistensi bakteri terhadap fag masih menjadi perhatian. Namun, penelitian yang sedang berlangsung bertujuan untuk mengatasi tantangan ini, termasuk mengembangkan campuran fag dan eksperimen ko-evolusi.

NEMIS Technologies AG bertujuan untuk memperluas teknologi platformnya untuk mencakup metode deteksi patogen tambahan, sehingga semakin meningkatkan praktik keamanan pangan di seluruh dunia. Dengan memanfaatkan kekuatan teknologi bakteriofag dan kolaborasi interdisipliner, NEMIS mendorong kemajuan yang berarti dalam keamanan pangan, menjaga kesehatan masyarakat, dan memastikan rantai pasokan pangan yang lebih aman untuk generasi mendatang.

(Untuk mendaftar berlangganan gratis Berita Keamanan Pangan, klik di sini)