Kawanan ayam di halaman belakang rumah di North Carolina memiliki prevalensi bakteri Campylobacter yang ditularkan melalui makanan hampir dua kali lipat dibandingkan dengan peternakan komersial, menurut sebuah studi baru.
Temuan ini muncul di tengah konteks yang lebih luas dari kekhawatiran kesehatan masyarakat terkait unggas di halaman belakang. Pejabat kesehatan masyarakat sedang menyelidiki wabah Salmonella di beberapa negara bagian yang terkait dengan kontak dengan unggas di halaman belakang. Pada pembaruan terkini oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) pada 27 Juni, 195 kasus penyakit telah dilaporkan di 38 negara bagian, dengan 50 rawat inap. Investigasi tetap aktif, menyoroti risiko yang terkait dengan penanganan unggas di halaman belakang.
Penelitian yang dipublikasikan di JAC – Antimicrobial Resistance ini juga mengungkapkan tingkat resistensi antibiotik di antara semua ternak ayam dan menekankan perlunya perhatian lebih besar terhadap kesehatan dan kebersihan unggas di halaman belakang.
Para peneliti dari North Carolina State University mengumpulkan sampel dari 10 halaman belakang rumah dan 10 peternakan ayam pedaging komersial untuk menilai prevalensi dan resistensi Campylobacter. Mereka mengambil sampel kotoran dan sumber lingkungan pada berbagai tahap perkembangan ayam—hari ke 10, 31, dan 52 untuk kawanan ayam di halaman belakang, dan hari ke 10, 24, dan 38 untuk peternakan komersial. Sampel lingkungan meliputi tanah, serasah, kompos, pengumpan dan pengairan.
Studi tersebut menemukan bahwa 21,9 persen sampel dari kawanan ternak di halaman belakang dinyatakan positif mengandung Campylobacter, dibandingkan dengan 12,2 persen sampel dari peternakan komersial. Mayoritas isolat diidentifikasi sebagai Campylobacter jejuni (70,8 persen), dan sisanya 29,2 persen diidentifikasi sebagai Campylobacter coli. Di peternakan di pekarangan belakang, 70,2 persen sampel positif berasal dari tinja, 6,4 persen dari tanah, 3,5 persen dari serasah/kompos, dan 19,9 persen dari usapan tempat makan dan minum. Untuk peternakan komersial, angkanya masing-masing adalah 84,2 persen, 0 persen, 12,6 persen, dan 3,2 persen.
Pengujian kerentanan antimikroba menunjukkan tingkat resistensi yang tinggi, dengan 40,2 persen dari seluruh isolat resisten terhadap ciprofloxacin dan 46,6 persen resisten terhadap tetrasiklin. Khususnya, proporsi isolat resisten yang lebih tinggi ditemukan di peternakan komersial, khususnya pada Campylobacter jejuni.
“Meskipun prevalensi Campylobacter lebih tinggi di peternakan di halaman belakang rumah, kami mengamati proporsi isolat resisten yang lebih besar di peternakan komersial, terutama pada C. jejuni dibandingkan dengan C. coli,” penulis penelitian mencatat.
Kiat kesehatan dan keselamatan untuk pemilik kawanan halaman belakang dari CDC:
Cuci tangan Anda: Selalu cuci tangan Anda dengan sabun dan air segera setelah memegang unggas di halaman belakang, telurnya, atau apa pun di lingkungannya. Jika sabun dan air tidak tersedia, gunakan pembersih tangan. Simpan pembersih tangan di dekat kandang Anda. Hindari kontak langsung: Jangan mencium atau memeluk unggas di halaman belakang, dan hindari makan atau minum di sekitar mereka untuk mencegah penyebaran kuman. Perlengkapan di luar ruangan: Simpan semua perlengkapan yang berhubungan dengan unggas, seperti wadah pakan dan sepatu yang dipakai di kandang, di luar rumah. Bersihkan juga persediaan ini di luar. Awasi anak-anak: Selalu awasi anak-anak di sekitar kandang unggas di halaman belakang dan pastikan mereka mencuci tangan dengan benar setelahnya. Anak-anak di bawah lima tahun tidak boleh memegang anak ayam atau bebek karena mereka lebih rentan terhadap penyakit. Tangani telur dengan aman: Kumpulkan telur sesering mungkin untuk menghindari kontaminasi. Buang telur pecah-pecah dan bersihkan telur kotor dengan sikat atau kain. Dinginkan telur segera dan masak hingga suhu internal 160 derajat Fahrenheit.
Untuk toko dan tempat penetasan:
Ambil unggas dari tempat penetasan yang mengikuti praktik pengelolaan terbaik USDA untuk mengurangi kontaminasi Salmonella. Bersihkan dan sanitasi area display unggas di sela-sela pengiriman. Menyediakan tempat cuci tangan dan informasi kesehatan kepada pelanggan.
Infeksi Salmonella
Infeksi Salmonella biasanya menyebabkan diare, demam, dan kram perut, dengan gejala muncul enam jam hingga enam hari setelah terpapar. Kebanyakan orang sembuh dalam waktu seminggu tanpa pengobatan, namun kasus yang parah mungkin memerlukan perhatian medis, terutama pada anak kecil, orang lanjut usia, dan mereka yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah.
Kajian selengkapnya dapat ditemukan di sini.
(Untuk mendaftar berlangganan gratis Berita Keamanan Pangan, klik di sini.)