Dengan terdeteksinya virus flu burung pada susu sapi, otoritas kesehatan AS telah mengeluarkan peringatan terhadap sumber paparan potensial, termasuk meminum susu mentah atau yang tidak dipasteurisasi. Mereka juga menegaskan kembali bahwa mengonsumsi produk unggas atau daging sapi yang tidak dimasak atau setengah matang dapat menyebabkan penyakit.
Meskipun terdapat peringatan-peringatan ini, survei terbaru yang representatif secara nasional yang dilakukan oleh Annenberg Public Policy Center (APPC) dari Universitas Pennsylvania mengungkapkan bahwa banyak orang Amerika tidak yakin mengenai suhu internal yang tepat yang diperlukan untuk memasak makanan dengan aman.
Konsumsi susu mentah
Survei tersebut, yang dilakukan pada bulan Juli 2024 terhadap hampir 1.500 orang dewasa AS, menemukan bahwa hanya tiga persen responden yang melaporkan meminum susu mentah dalam 12 bulan terakhir, sementara empat persen tidak yakin apakah mereka telah meminumnya. Meskipun persentase konsumsi susu mentah rendah, bahaya yang terkait dengannya tetap tinggi. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menyatakan bahwa mengonsumsi susu yang tidak dipasteurisasi dan produk berbahan dasar susu dapat membuat individu terpapar kuman berbahaya seperti Campylobacter, Cryptosporidium, E. coli, Listeria, Brucella, dan Salmonella.
Menggunakan termometer makanan
Survei ini juga menyoroti kesenjangan yang mengkhawatirkan dalam penggunaan termometer makanan. Hanya sekitar 27 persen orang dewasa AS yang melaporkan menggunakan termometer makanan “sering” atau “sepanjang waktu” untuk memastikan bahwa daging, unggas, atau ikan yang mereka konsumsi telah mencapai suhu internal yang aman. Sebanyak 29 persen lainnya mengakui bahwa mereka “tidak pernah” menggunakan termometer, sementara 20 persen mengatakan mereka “jarang” dan 20 persen “kadang-kadang”.
“Menggunakan termometer makanan untuk menentukan bahwa daging, unggas, ikan, dan telur telah dimasak pada suhu internal yang aman, suhu yang membunuh bakteri seperti E. coli dan salmonella, adalah cara untuk melindungi diri Anda dari keracunan makanan,” kata Kathleen. Hall Jamieson, direktur Pusat Kebijakan Publik Annenberg. “Setiap juru masak harus memiliki termometer makanan yang mudah dijangkau di dapur atau di dekat panggangan.”
Kurangnya pengetahuan tentang suhu yang aman
Survei APPC mengungkapkan kurangnya pengetahuan mengenai suhu yang tepat yang diperlukan untuk membunuh virus H5N1, yang umumnya dikenal sebagai flu burung. Lebih dari separuh responden, yaitu 51 persen, tidak yakin suhu mana yang bisa membunuh virus secara efektif. Hanya 38 persen yang mengetahui bahwa memanaskan unggas hingga suhu setidaknya 165 derajat F diperlukan untuk membunuh bakteri dan virus, termasuk H5N1.
Ketika ditanya tentang daging lainnya, lebih sedikit responden yang mengetahui suhu yang benar. Hanya 29 persen yang mengidentifikasi dengan benar bahwa daging giling harus dipanaskan setidaknya hingga 165 derajat F, dan hanya 21 persen yang mengetahui bahwa steak harus dipanaskan hingga 145 derajat F dan dibiarkan “beristirahat” selama tiga menit sebelum dimakan.
Flu Burung dan keamanan pangan
Pada bulan Juni, FDA melaporkan terdeteksinya virus flu burung H5N1 dalam susu sapi. Meskipun virus tersebut ditemukan pada daging seekor sapi yang “disembelih” selama pengujian USDA, virus tersebut tidak masuk ke dalam rantai makanan. Pada tanggal 25 Juli 2024, 13 kasus flu burung pada manusia telah dilaporkan di Amerika Serikat sejak April 2024, dengan kasus terkait dengan sapi dan unggas di Colorado.
CDC menekankan bahwa tidak ada bukti siapa pun di Amerika Serikat tertular virus avian influenza A setelah mengonsumsi produk unggas yang ditangani dan dimasak dengan benar. Namun, potensi penularan melalui unggas yang tidak dimasak atau ditangani secara tidak tepat masih ada.
Kesadaran dan pendidikan masyarakat
Survei ini menunjukkan adanya kebutuhan penting untuk meningkatkan pendidikan masyarakat mengenai praktik penanganan makanan yang aman. Meskipun CDC dan otoritas kesehatan lainnya memberikan pedoman, survei menunjukkan bahwa banyak orang Amerika tidak menyadari atau tidak yakin akan langkah-langkah keselamatan penting ini.
(Untuk mendaftar berlangganan gratis Berita Keamanan Pangan, klik di sini.)